2012
Tahun 2012 mungkin adalah tahun
yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Mungkin. Saya tidak tahu
apakah masih ada lagi tahun-tahun penuh kejutan dalam hidup yang singkat ini.
Tapi, bagi saya tahun 2012 adalah sebuah anugerah yang luar biasa bagi saya.
Dalam tahun ini saya melakukan perjalanan-perjalanan yang tidak pernah saya
lakukan sebelumnya, saya merasakan bagaimana rasanya kehilangan salah satu
keluarga dekat saya untuk pertama
kalinya, dan di tahun ini juga saya mengenal arti kata ‘’happiness’’, seperti
untuk pertama kalinya.
Perjalanan
Mungkin terlalu terlambat bagi saya
untuk menuliskan resolusi hidup saya untuk tahun ini, dan menuliskan kembali
hal-hal yang terjadi pada tahun lalu, tetapi saya rasa tidak ada manusia yang
tidak pernah tidak menengok kilas balik hidupnya.
Perjalanan adalah cerita utama dalam separuh pertama perjalanan hidup saya di
tahun 2012. Perjalanan… ya hanya perjalanan beberapa hari lamanya dan bukan ke
sebuah tempat-tempat jauh yang mungkin diimpi-impikan oleh berjuta pejalan di
dunia. Sebagaimana, pepatah yang sangat saya sukai “it’s not about the
destination, it’s about the journey.’’ Di tahun ini, saya memaknai ini. Pergi
ke sebuah tempat yang biasa bersama orang-orang yang luar biasa atau bahkan
sendiri dan ternyata memang benar, pada akhirnya yang tersisa dalam kepala
adalah bagaimana rasanya diperjalanan, momen-momen perjalanan yang buat saya
ketawa setiap kali saya inget. Saya mengingat hal-hal kecil, seperti bagaimana
rasanya berkendara motor dan di’’buang’’ oleh polisi ke tempat-tempat aneh
karena jalan ditutup, bagaimana rasanya berjongkok dengan sebuah payung rusak
dilereng bukit ditengah hujan dan mencoba memasak air panas, atau bagaimana
rasanya berteriak “WOHOOO!” ketika mengendari motor diperjalanan, dan pastinya
hal yang paling saya rindukan dari sebuah perjalanan adalah berdiskusi tentang
hal-hal kecil atau bahkan tentang hidup disaat tenda sudah terbuka.
Di tahun ini juga saya menemukan
orang-orang ter-amazing yang pernah
menjadi teman seperjalanan saya. Orang-orang yang tadinya asing dan kini justru
menjadi orang-orang yang memenuhi hidup saya belakangan ini. P, orang kritis yang mengajarkan saya
menjadi mahasiswa yang lebih baik, In
many ways. T, tempan perjalanan paling gila dan paling filosofis yang pernah saya temukan. M, pemimpi yang berusaha untuk rasional, disaat galau tengah malem ditambah
laper, dia adalah orang paling tepat yang biasanya saya hubungi. E, nggak pernah nggak ketawa kalau jalan
sama orang yang satu ini , the right
person to have random talk with.
Dulu, hal yang selalu saya
pikirkan ketika melihat foto-foto orang yang sedang traveling di facebook or whatever it is, saya selalu
bilang dalam hati, “Damn! Kapan saya kesana, sial dia udah kesana. Sialan, saya
baru sampe dib la blab la”. Belakangan, begitu saya dengar “Raja Ampat” atau
tempat-tempat indah nan jauh itu, saya akhirnya bisa bilang pada diri sendiri, “Tempat-tempat
itu emang indah, tapi terus kenapa? Emang lo bisa jamin mereka yang pergi kesana
lebih bahagia daripada lo? Pergi ke tempat yang hati lo butuhin, bukan yang
orang lain butuhin.” Pada akhirnya, saya sadar saya traveling itu bukan ‘Cuma’
buat ngejar tempat, tapi saya ngejar yang namanya ‘’moment of life’’.
A little touched by god: When my
life nears the end, I want the last thing I remember is the best moment of my
life, and how grateful I am of being born in this world.
Pasti si P itu gue :p *edisi narsis*
BalasHapusE? siapakah si E itu? *edisi kepo*
BalasHapus